Selasa, 30 Oktober 2018

SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI

TUGAS 1


Sistem Infomasi Psikologi adalah ketertarikan terhadap bagimana pengambilan keputusan manusia mengenal dan menggunakan informasi formal.

 Kasus :


Sterilisasi Konten Porno Tuntut Kreativitas Negara
JAKARTA – Pertengahan tahun 2004 silam, bangsa ini sempat dihebohkan dengan sebuah prediksi dari sebuah kantor berita di Amerika Serikat, Associated Press (AP). Pada saat itu, AP menyebutkan Indonesia sebagai The Next Heaven of Pornography setelah Rusia dan Swedia. Alasannya karena Indonesia memiliki keleluasaan dan kemudahan dalam mengakses konten porno.
Belasan tahun setelah prediksi tersebut dilontarkan, faktanya konten pornografi semakin merajalela di Tanah Air. Pesatnya perkembangan teknologi turut memberi kemudahan masyarakat mengakses tayangan yang tidak senonoh itu.
Bukan hanya itu saja, berdasarkan data yang dihimpun oleh End Child Prostitution, Child Pornography & Trafficking of Children for Sexual Purposes (ECPAT) Indonesia tahun 2018, angka konsumsi konten pornografi masyarakat Indonesia mengkhawatirkan. Dari hasil survei situs penyedia video dewasa asal Amerika yang telah ditelusuri oleh ECPAT Indonesia, Indonesia menempati peringkat dua terbanyak pengaksesan konten video porno di dunia.
Peredaran video porno di Indonesia ini telah tumbuh bak virus yang sulit diobati. Bahkan, keberadaannya juga telah meracuni anak-anak di bawah umur. Mereka dengan mudah dapat menonton dan mengunduh video porno.
Padahal pornografi diketahui dapat menyebabkan adiksi bagi para penggunanya. Ketergantungan film porno merupakan perilaku kompulsif yang dapat mengganggu kehidupan normal seseorang, apalagi bagi anak.
Untuk memerangi hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) baru-baru ini telah menerapkan sebuah sistem keamanan agar peredaran pornografi dapat tersaring atau dikendalikan. Selain itu, semua konten yang berbau pornografi secara otomatis dapat terblokir jika ditemukan, dan masyarakat tidak akan dapat mengaksesnya.
Kendati demikian, penerapan sistem tersebut dianggap oleh beberapa pihak belum sempurna. Mimpi negara dalam memerangi pornografi dianggap belum optimal dalam proses implementasinya. Klaim 95% pemberantasan konten pornografi di internet yang telah dilakukan oleh Kemenkominfo, tak sesuai fakta lapangan.
Beberapa pihak mengamati pembatasan peredaran pornografi baru terjadi Google saja, belum termasuk aplikasi-aplikasi lainnya di internet. Makanya, program Kemenkominfo ini dianggap belum merata.

Analisis kasus :
Perkembangan pengguna internet di Indonesia dari tahun ke tahun semakin tinggi, lebih dari jutaan orang di Indonesia sudah dapat mengakses internet dengan mudah. Dengan mudahnya akses yang disediakan oleh teknologi internet tak jarang dapat menimbulkan dampak negatif dari penggunanya. Internet sendiri pun telah membuat remaja sekarang menjadi memiliki ketergantungan pada internet bahkan kecanduan.
Masa remaja merupakan masa peralihan perkembangan antara anak-anak ke masa dewasa yang meliputi perubahan besar pada aspek fisik, kognitif, dan psikososial (Papalia, Olds, & Feldman, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Yayasan anak di Jabodetabek pada tahun 2013 menunjukan sebanyak 85% anak usia 9-15 tahun pernah mengakses pornografi, dan 80% dari 63 juta pengguna internet di Indonesi berusia 15-30 tahun. Data lain dari Pornografi Statistik, usia pengakses situs porno menunjukan 18-24 tahun sebanyak 13,61%, usia 25-34 tahun 19,90%, usia 35-44 tahun 25,50%, usia 45-54 tahun 20,67% dan usia 55 tahun ke atas 20,32%.
Masa remaja adalah masa dimana kita harus mengontrol diri kita untuk mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa kearah positif. Individu dengan kontrol diri yang tinggi akan dapat mengatur dan mengarhakan segala hal yeng menyangkut perilakunya. 

Sumber :
Fadli Mubarok (2018). Sterilisasi Konten Porno Tuntut Kreativitas Negara
Papalia, D. E., Olds, S.W., & Feldman, R. D. (2008). Human development:
Perkembangan manusia (10th ed. Buku 2). Jakarta: Salemba Humanika
Ramadha Aditya (2013). Survei remaja Indonesia mengakses situs porno. From

Tidak ada komentar:

Posting Komentar