Nama
: Ridha Khansa D.K
NPM : 15515920
Kelas : 2PA12
a.
Psikologi
kertetarikan interpersonal dalam internet
Penyebab daya tarik antara individu yang
satu dengan yang lainnya adalah :
1. Kedekatan
fisik
2. Kesamaan
pendapat dan kepribadian, minat dan pengalaman, gaya interpersonal
3. Adanya
rasa suka secara timbal balik (reciprocal liking)
4. Daya
tarik fisik.
TEORI-TEORI KETERTARIKAN INTERPERSONAL
1. Social
Exchange Theory: Gagasan bahwa perasaan orang tentang suatu
hubungan tergantung pada persepsinya
mengenai hasil positif (rewards) dan ongkos (costs) hubungan, jenis hubungan
yang mereka jalani, dan kesempatan mereka untuk memiliki hubungan yang lebih
baik dengan orang lain.
2. Equity
Theory: Gagasan bahwa orang akan bahagia dengan hubungan yang
dijalinnya bila pengalaman rewards dan
costs dan kontribusi antara dua belah pihak diperkirakan seimbang.
b.
Hambatan
psikologi dalam interpersonal online-relation
Seiring dengan berkembangnya ketertarikan
interpersonal dalam dunia internet muncul lah suatu hubungan dekat seperti
pertemanan, murid-guru, kelompok, hubungan kerja, bahkan hubungan kekasih.
Dengan adanya internet, orang dapat melakukan komunikasi dengan orang lain atau
bahkan dengan beberapa komunitas sekaligus dengan mudah seperti, chatting online
dengan fasilitas beberapa room yang tersedia memungkinkan seseorang dapat
berkomunikasi secara bersamaan, atau beberapa komunitas website (social
networking) seperti Friendster, MySpace, Facebook, atau Twitter memberikan
kesempatan bagi setiap orang untuk mengekspresikan dirinya ke publik.
Beberapa individu lebih merasa dirinya
nyaman bila bertemu dengan teman di dunia maya dibandingkan teman dalam dunia
nyata. Karena biasanya orang yang nyaman bertemu dengan teman di dunia maya
beranggapan bahwa mereka lebih bisa mengekspresikan dirinya melalui kata-kata
(tulisan) dibandingkan melalui percakapan. Sebuah hubungan interpersonal
didasarkan pada tingkat pemahaman teks-teks (kalimat) menjadi daya tarik
sendiri bagi beberapa orang, tidak perlu takut dalam mengungkapkan argumentasi,
malu dan merasa bebas dalam mengekspresi dirinya dimana pada kenyataan
sehari-hari dalam dunia nyata adalah hal yang sulit mengungkapkan perilaku
tersebut pada orang asing yang baru kita kenal.
Namun dalam hubungan interpersonal yang
dijalin via internet ini tidak sepenuhnya lancar dan aman. Dalam hubungan yang
dijalani secara online ini tentunya memiliki beberapa hambatan, yaitu:
Kurang Berlakunya Norma dan Etika, sering
jika kita berkunjung ke sebuah situs
dimana situs tersebut memberikan informasi tentang suatu hal mengenai
suatu agama, ragam, atau suku kemudian kita akan menemui komentar orang-orang
dimana pada komentar tersebut menjelek-jelekkan suatu RAS, baik komentar pro
ataupun kontra.
Tidak adanya kedekatan emosional antara
kedua orang yang menjalin hubungan via internet karena tidak melihat wujud
fisik dari lawan bicaranya.
Hubungan Virtual Dapat Mempengaruhi Kemampuan Berbicara,
karena komunikasi yang dilakukan hanya dengan tulisan bukan dengan percakapan
sehingga dapat mempengaruhi kemampuan dalam berbicara. Biasanya hubungan yang
dijalani secara online ke kehidupan nyata lebih sulit dibandingkan hubungan
yang awalnya dijalankan di kehidupan nyata.
Banyak kebohongan yang terdapat dalam
penggunaan media virtual karena tidak dapat melihat gerak-gerik maupun gesture
yang diungkapkan dalam non verbal dari lawan bicaranya dan pesan yang
disampaikan tidak dapat sepenuhnya dipertanggungjawabkan karena tidak ada bukti
yang otentik.
c.
Perilaku
negative dalam interpersonal online-relaton
Selain adanya hambatan dalam terjalinnya
hubungan di dunia maya, di dalamnya juga terdapat beberapa perilaku negatif
seperti :
1. Cyber
Cheating
Bisa dibilang perselingkuhan.
Perselingkuhan yang terjadi di internet dapat terjadi ketika seseorang yang
secara nyata memiliki pasangan di dunia nyata, mereka bisa memiliki pasangan
juga didunia maya. Misalkan, pria beristri memiliki sebuah akun di jejaring
sosial, sedangkan istrinya tidak. Tanpa sepengetahuan istrinya, si suami
memasang status ‘single’ di akun jejaring sosialnya itu. Secara tidak langsung,
pria beristri ini berkesempatan untuk memiliki gadis single lainnya. Mengaku
jika dia belum mempunyai pasangan, sehingga terjadilah perselingkuhan dengan
teman yang berada di sosial medianya. Hal tersebut dapat dikatakan dengan
cyber-cheating.
2. Cyber
Flirting
Merayu atau menggoda juga seringkali
terjadi dalam media sosial. Cyber flirting adalah suatu hal yang umum/biasa
yang terjadi di jejaring sosial bahkan game. Namun yang menjadi perilaku
negatifnya adalah merayu secara berlebihan dan menggunakan bahasa yang tidak
sopan dan tidak baik, apalagi jika merayu seseorang yang sudah mempunyai
pasangan, maka semakin terjadilah perilaku negatif cyber flirting tersebut.
3. Kebebasan mengakses situs-situs buruk (situs
porno)
Dengan kemudahan akses dalam berinternet,
banyak situs-situs yang secara sengaja atau tidak sengaja terdapat banner atau
iklan yang menampilkan gambar porno. Hal ini terkadang dapat di lihat ileh
netter yang berumur masi muda atau belum cukup umur yang jika pc mereka tidak
di protect oleh orang tua mereka.
4. Perilaku
negatif yang menimbulkan sikap SARA
Kurang adanya norma dan etika ketika kita
berkomunikasi bisa saja menimbulkan ucapan atau sikap yang nantinya akan
merujuk kepada arah yang menjelekkan suku, agama, atau ras. contoh akun akun yang berisi pro dan kotra dalam
jejaring sosial.
d.
Computer
supported cooperative work
Computer Supported Cooperative Work (CSCW)
adalah bidang studi yang berfokus pada perancangan dan evaluasi teknologi baru
untuk mendukung proses sosial kerja, dikarenakan mitra yang berjauhan. Istilah
Computer Supported Cooperative Work (CSCW) pertama kali digunakan oleh Irene
Greif dan Paul M. Cashman pada tahun 1984, pada sebuah workshop yang dihadiri
oleh mereka yang tertarik dalam menggunakan teknologi untuk memudahkan
pekerjaan mereka. Dimana saat itu CSCW mengangkat isu seputar bagaimana
aktivitas-aktivitas kolaboratif dan koordinasi didalamnya dapat didukung
teknologi komputer. Kemudian beberapa orang berpendapat CSCW sama dengan
Groupware. Groupware adalah jenis software yang membantu kelompok kerja yang
terhubung ke jaringan untuk mengelola aktivitas mereka.
Mungkin salah satu contohnya penerapan CSCW pada
bidang pendidikan yaitu dimana para siswa melakukan kelas virtual dan saat itu
sedang mengerjakan ulangan harian dimana para siswanya saat melakukannya tidak
benar-benar berada di kelas tetapi bisa dimana saja yang memungkinkan siswa
tersebut untuk bisa terhubung pada suatu jaringan. Contoh lainnya yaitu
fasilitas chating dimana seseorang bisa berdiskusi melalui antarmuka teks tanpa
harus bertatap muka secara langsung.
Sumber :
http://sulthan007.blogspot.co.id/
(diaskes pada hari sabtu, 5 november 2016 pukul 8.14 WIB)
http://elfahaifa.blogspot.co.id/2014/01/hambatan-psikologi-dalam-interpersonal.html
(diaskes pada hari sabtu, 5 november 2016 pukul 8.20 WIB)
https://plus.google.com/114890711684407231830/posts/81CJn2bzqbz
(diaskes pada hari sabtu, 5 november 2016 pukul 8.27 WIB)
https://kadet32.wordpress.com/2010/04/09/chevrolet/
(diaskes pada hari sabtu, 5 november 2016 pukul 8.35 WIB)