KISAH PERTAMA
Namaku Mody, nama lengkapku Maudy Asya.
Aku adalah tipe anak yang ga suka neko-neko dan aku belum
pernah ngerasain gimana rasanya jatuh cinta, apalagi cinta pada pandangan
pertama dan pastinya aku belum pernah merasakan arti dari sebuah cinta pertama.
Disaat aku sedang sibuk memutar mutarkan bola basket
dijemari tanganku, tiba tiba ada seseorang berjalan menuju arahku. Sepertinya
aku kenal siapa dia, ya benar dugaan ku dia adalah kaka ku, kaka yang nyebelin
tapi ngangenin juga kalo dia lagi pergi lama ga pulang pulang. Oya nama kakaku
Dimas Yuda.
“lo ngapain sih? Hobi lo gitu gitu aja setiap gue liat” yang
tiba tiba saja suara itu terdengar dekat ditelingaku, seketika menoleh wajahku
kepadanya.
“oh elo, gue kira siapa. Ya suka suka gue lah hidup gue punya
gue dilarang protes!!!” sambil ku acak acak rambut ka dimas yang bawel itu
“makanya cari pacar dong biar ga gini gini aja hidup lo”
meledek ku dengan senyum so imutnya itu
Serontak dibenak ada hal yang ingin aku Tanya kan kepada ka
dimas, sebenarnya sudah lama ingin aku bertanya kepada ka dimas tentang hal ini
tapi aku merasa ragu dan malu untuk menanyakannya. Wajar saja aku malu pasti
nanti dia akan meledek ku.
“ka cinta pertama sama cinta pandangan pertama itu sama apa
beda?” entah ada angin apa serontak kata kata itu keluar dari mulut ku
“ha?hahaha” ka dimas hanya bisa tertawa mendengar pertanyaan
mody barusan
“ko ketawa?kenapa aneh?orang nanya malah diketawain gatau
lagi serius apa”
“oh.. ceritanya serius” meledek ku lagi yang sudah kesal
“beteee”
“jangan bete dong mod, iya ka dimas jawab. Cinta pertama
sama cinta pandangan pertama itu beda yang menyamakan keduanya adalah sama sama
pertama. Kamu tau cinta pandanga pertama?” ka dimas bertanya kepadaku dan aku
hanya menggelengkan kepalaku
“oh iya lupa belum pernah ya mmm jadi cinta pandangan
pertama itu saat kamu ketemu sama lawan jenis kamu, kamu ngerasa ada sesuatu
yang beda yang ngebuat di sini(sambil menunjuk dadaku tepat arah jantung ku) berdetak
lebih cepat dari biasanya, dan mata kamu
yang akan lebih melihat seseorang dengan tatapan penuh dari biasanya”
“kalo cinta pertama?” tanyaku kepada ka dimas lagi yang
dengar sabar meladeniku
“cinta pertama itu dimana kamu ngerasa nyaman, teduh, dan
kangen setiap kamu sama dia atau ga sama dia”
“maksudnya?” aku masih belum mengerti apa maksud dari ka
dimas itu jujur saja aku bingung
“aduhhhhh!!!!” ka dimas spontan mengusap usap rambutnya itu
“sabar sabar maklum dongggg” meyakin kan ka dimas agar mau
menjelaskan lagi
“cinta pertama itu…..ah gue pusing jelasinnya harusnya lo
rasain itu biar lo tau rasanya gimana, cinta pertama itu susah dijelasin buat
gue” berdiri dan meninggalkan mody sendiri
“yah dasar lo! Bilang aja ga tau!” meneriaki ka dimas yang
semakin jauh meninggalkan mody.
Sepertinya dipagi ini aku bangun kesiangan buktinya tumben
sekali mama ayah dan kadimas sudah berkumpul dimeja makan dengan sarapan yang
lengkap. Tidak ketinggalan telur setengah matang dan roti yang direndam segalas
air susu, ya itu makanan favoritku memang aneh tapi aku suka.
“pagi kesayangan mody” menghampiri mama ayah dan ka dimas
“kesiangan lo ya?untung gue masih disini dan untuk ga gue
tinggal dan lebih untungnya lagi lo selamet dari naik angkutan umum kesekolah”
meledekku dengan senangnya, ya aku satu sekolah dengan ka dimas kita Cuma beda
setahun.
“bawel bawel bawel!!! Pokoknya aku gasuka cowo bawel kaya
kadimas bawelllll!” spontan aku bertriak sehingga membuat mama dan ayah menutup
telingan karna mendengar suara ku yang seperti kaleng jatuh
“berisikkkkkkkkk” mama dan ayah bertriak bersamaan, serasi
sekali mereka pantas saja mereka dipertemukan dan diperjodohkan.
“maaf.. aku berangkat ajadeh takut telat” lalu aku dan ka
dimas berangkat menuju sekolah.
Setibanya aku disekolah seperti biasa depan gerbang selalu
ada fina yang menunggu ku datang, dia adalah sahabatku rutinitas ini selalu
ada dari kita pertama kenal di SD dulu,
saling menunggu di gerbang sekolah sebelum temanya datang. Itulah aku dan fina.
Disaat aku sedang menuju kekelas bersama fina tiba tiba saja
ada seseorang yang menariku. Bukan bukan dia tidak menariku hanya saja
gantungan kunci miliknya tersangkut di tasku. Masa bisa?tanyaku heran
“aduhhh eh ini tas siapa?stop stop! Woy stop” berteriak
menghentikan laki laki itu, tetapi dia hanya diam dan cuek yang aku lihat dia
hanya membetulkan gantungan kunci itu yang tersangkut ditas ku.
“sorry” hanya kalimat singkat itu yang aku dengar dari
ucapannya
“sorry sorry lo----“ belum selesai aku memarahinya dia sudah
pergi meninggalkanku
Sepanjang jalan aku hanya menggerutu kesal karna tingakah
laki laki ga bertanggup jawab itu, dan lagi lagi sontak kata kata ‘gue ga suka
cowo yang bla bla bla itulah’ keluar dari mulutku
“mody kenapa sih setiap lo ketemu cowo yang tingkahnya
menurut lo aneh atau ga biasa pasti lo selalu bilang ‘gue ga suka cowo
yang----‘ yang bawel salah yang cuek salah yang pinter salah yang bloon apa
lagi, tambah parah salahnya” sambil menepok nepok keningnya yang ga ngerti apa
mau aku
“hehe hbs aneh, salah
ga?” aku hanya tersenyum miris
“pikir sendiri” fina sudah pusing dengan tingkah sahabatnya
yang aneh ini lalu fina meninggalkan mody dan berjalan sendiri menuju ruang
kelas
Dikantin sekolah aku dan fina selalu memesan makanan yang
sama entah kenapa selera kita sama, mungkin ini karna kita sering bersama sama.
Hahaha ini agak sedikit konyol
Tiba tiba saja laki laki itu tepat berjalan didepanku, ya
lelaki itu adalah lelaki gantungan kunci yang tidak sengaja tersangkut di tasku
tadi pagi. Ini aneh! Dari tadi aku hanya memerhatikannya sedari tadi dan benak
ku bilang ‘dia pangeranku dia seperti mimpi dalam doa’ alah ini hanya
khayalanku saja mungkin.
+maudy ect+
Setibanya aku dirumah aku hentakan badanku ke kasur
kesayangan lalu aku mulai memikirkan kata kata ka dimas ‘mata yang akan lebih
melihat seseorang penuh dari biasanya’ ini gamungkin ini konyol plis ga suka
ini! Ini masih pandangan pertama mungkin diluar sana masih banyak pandangan
pandangan berikutnya, mody jangan bloon deh jangan jadi anak galau mody.
Saat itu aku hanya termenung
“mod… mod… mody!!!” tiba tiba saja ka dimas berada
dibelakangku, serontak membuatku kaget dan tersadar dari lamunanku
“apasih ngagetin aja” dengan nada kesal aku memukul punggung
ka dimas
“eh eh aduh sakit sakit! Lagian ngelamun aja. Eh tapi tumben
lo gini lagi jatuh cinta ya?” ka dimas yang meledeku hingga tak sadar jika
wajahku memerah
“tuh kan ketauan, muka lu merah tuh hahaha”sambung ka dimas
yang meledek ku lagi
“udah deh gausah sotau, ngapain lo kesini masuk kamar orang
ga ketok dulu”
“tadi gue udah ketok tapi lo ga denger yaudah gue masuk. Lo
dipanggil mama ada tetangga baru dan lo harus kesana”
“dih apa hubungannya sama gue, gajelas bgt”
Aku heran dan aneh padahal ga ada hubungannya dengan ku soal
tetangga baru itu, tetapi dari pada aku dimarahi mama aku turuti saja kata
kadimas tadi.
“nah ini dia mody anak tante” mama yang serentak mengenaliku
kepada tetangga baru itu, padahal aku baru turun tangga belum sampe depan mama
persis.
“hai…” dengan senyuman kaku dibibirku. Tapi setelah aku liat
secara jelas ternyata laki laki itu adalah gantungan kunci! Ya dia! Ternyata
aku dan dia tetangga dan ini adalah kesempatanku untuk bisa terus dekat sama
dia
“hai nama gue afa” afa mengulurkan tanggannya kepadaku , dan
aku meraih uluran tangan afa itu. DEGG jantung ku terasa berdetak cepat sekali,
tangan ku merasa dingin dan aku hanya bisa terdiam kaku saat itu.
“ehh udah duduk lagi” kata mama yang sontak saja membuat aku
kaget. Mama gatau apa kalau anaknya masih pengen pegangan sama afa.
“kita satu sekolah kan?” afa yang tiba tiba saja memulai
pembicaraan itu.
“ee—eeiya kayanya” dengan sedikit gugup aku menjawab
pertanyaan afa
“kok kayanya?kan emang?lo kan kalo gak salah yang tadi pagi,
yang gak sengaja gantungan gue yangkut di tas lo” sontak aku sangat terkejut
oleh jawaban afa, dan aku senang ternyata dia mengingatnya.
“maaf ya gue ga sengaja soalnya gue tadi buru buru”
“oh iya eeee gak eegakpapa ko” terasa sesak nafas berbicara
depan afa.
+afa ect+
Mody lucu juga, kayanya anaknya sih asik, seru pasti kalo
setiap hari bisa sama sama dia. Mungkin kayanya besok gue berangkat bareng
mody, toh itung itung permintaan maaf gue dan dimulainya pertemanan gue sama
dia.
Pagi ini dimulai dengan senyuman, semongga sesuai yang
diharapkan. Yaa itulah doa mody sebelum berangkat sekolah. Tiba-tiba saja mody
terkejut dengan kehadiran afa didepan rumah mody. Happyday!!
“afaaa” menyapa afa yang sudah siap untuk berangkat sekolah
“hai pagiiii” afa menjawab sapaan mody dengan senyuman manis
dibibir afa, yatuhan afaaa
“lo ngapain disini pagi-pagi?”
“yuu naik” afa menyuruhku naik motornya yang berwarna hitam
itu, ini adalah pertama kalinya ada seorang laki-laki menjemputku dan
mengantariku kesekolah.
Didalam perjalanan entah sikap apa yang aku harus tunjukan,
aku merasa canggung, malu, atau bahkan salting. Ini pertama kali!!!
“fa ko jemput gue?” aku memulai pembicaraan kepada afa lebih
dulu supaya tidak terasa kaku antara aku dan afa
“ya itung itung awal pertemanan kita dan permintaan maaf gue
soal kemarin”
“yaampun fa yang itu udah gue lupain ko”
“cepet banget lupainnya, gue aja masih inget”
“maksud gue, gue udah lupain kesalahan lo itu gitu
maksudnya” huuh hampir saja aku terlihat salting depan afa
Setibanya disekolah aku belum melihat fina berada didepan
gerbang, ga biasanya dia datang telat gini, apa aku yang terlalu cepat yaa.
“mod masuk yu” afa mengajakku masuk kekelas tapi aku hanya
melihat pandanganku ke kanan kiri sambil mencari fina
“mod masuk yuu” untuk kedua kalinya afa mengajakku masuk
kekelas
“fa duluan deh, gue nunggu fina dulu gue takut dia marah
nantinya kalo gue duluan”
“yakin nih?gue duluan ya mod, oya nanti pulang bareng gue
lagi ya”
Yatuhan secepat inikah perasaan ini tumbuh?ini membuat aku
bingung dan aku masih merasa takut mengungkapkan ini kepada fina, bisa bisa
nanti dia meledekku.
Dikantin
“mod mody!!!!” seperti ada yg memanggilku? Ya ternyata itu
afa dia memanggilku dari meja makan dikantin
“sini mod masih kosong”
“fin duduk disitu yuk, sekalian gue mau ngenalin lo sama
temen baru gue” aku dan fina bergegas duduk satu meja dengan afa, seperti
janjiku tadi bahwa fina dan afa akan aku kenalkan
“fa kenalin ini fina, fin kenalin ini afa”
“fina”
“afa” mereka berdua saling berjabat tangan, dan kenapa
mereka melakukan tatapan mata yang terlalu lama? Aku gamau fina jatuh hati
kepada afa begitu juga afa.
Yatuhan dugaan apa sih ini, mod sadar fina itu temen lo mod
inget!!
Akhirnya jam pulang sekolah pun berdering, hari ini adalah
hari pertama dimana aku pertama kali pulang dengan afa. Mudah-mudahan hari ini menjadi indahJ
“mod gue mau nanya boleh?” afa yg memulai pembicaraan
kepadaku
“Tanya aja lagi”
“fina temen deket lo kan? Dia sahabat lo?” DEGGG perasaan
aku tiba-tiba gaenak kenapa afa menanyakan fina?
“iya, temen dari kecil dan kami selalu satu kelas bahkan
satu tempat duduk terus”
“bagus! Gue boleh minta bantuan lo?” sungguh perasaanku
semakin ga enak
“mmm apa?”
“deketin gue sama fina boleh?”
“haa? Eee mmm gimana ya” dan akhirnya benar perasaan ku dan
apa yang aku bayangkan itu memang benar
“kenapa?ko jawab nya gitu?ayolah gue suka dia, dia lucu,
keliatannya baik, dan anaknya lumayan asik”
Tuhan aku harus gimana? Mengapa dada ini terasa sesak
sekali?
“ii aaaa ia”
“beneran?” aku hanya menganggukan kepala ku
“oke, sebagai hadiah gue tlaktir lo es krim “
Belum sempat mengungkap kan tapi sudah harus merelakan,
belum sempat memiliki tapi harus melupakan.
Setibanya dirumah, aku langsung berlari masuk kamarku, tanpa
ku sadar aku begitu keras membanting pintu kamarku sampai-sampai aku tak
melihat bahwa ka dimas sedang memperhatikan ku
BUGGG!!!!
“astagfir, biasa aja dong mod” aku tidak memperdulikan
perkataan ka dimas itu
“mod lo gapapa?”
“gapapaaaa, pergi sana jangan ganggu gue lagi mau sendiri”
dengan suaraku yang sudah gemeteran
“aneh ga biasanya dia gitu, lagi sakit kali ya” ka dimas
berjalan menuruni anak tangga dan duduk di sofa bersama mama
“mah mody aneh”
“aneh kenapa?” kata mama
“ya aneh, masa tiba-tiba datang marah-marah pake banting
pintu segala lagi”
“mungkin lagi kesel kali sama temenya maklumin ajalah,
lagian kamu ikut campur banget urusan adik kamu”
“yeee aku kan Cuma mau tau aja mah”
“sudah-sudah”
Tanpa terasa air mataku semakin deras membuat mataku menjadi
sembab, entah apa yang aku rasakan ini salah atau benar aku pun tidak tau,
beginikah rasanya jatuh cinta? Beginikah rasanya patah hati? Belum-belum aku
sudah harus merelakan.
Dari pulang sekolah kemarin sampai pagi ini aku tidak keluar
kamar, aku pun terbangun masih dengan baju seragam yang ku gunakan kemarin.
Rasanya aku malas sekali untuk sekolah hari ini tapi, aku sudah janji setelah
pulang sekolah nanti afa akan mengajakku jalan.
Disekolah
“mod lo gapapa kan?” fina yang menatap ku heran, karna tidak
seperti biasanya aku murung
“engga, baik ko” menjawab seakan tidak terjadi apa-apa
Hari ini disekolah aku sedang ada jadwal olahraga, bahkan
olahraga kali ini pa agus memulai dengan basket. Biasanya kalo udah berhubungan
dengan basket aku senang sekali tapi sekarang? Untuk tersenyum pun aku terasa
malas.
“fin liat mody ga?” afa yang menghampiri fina, yaa aku
melihat mereka berdua dari kejauhan, bagus lah pasti afa senang
“itu mody” sambil menujuk ke arahku
Enatah percakapan apa yang mereka bicarakan aku sudah malas
memperdulikannya.
“ayooo kita mulai saja olahraga kali ini” pa agus yang sudah
siap untuk memulai olahraga kali ini dengan basket, sungguh aku malas sekali
berada ditengah keramaian ini.
“modyyyyyyyyy” tiba-tiba saja pa agus bertriak padaku seakan
ingin terjadi sesuatu terhadapku. Tak lama benar firasat ku bola basket
mendarat tepat diatas kepalaku, entah rasa apa yang bisa aku jelaskan intinya
sakit sekali.
“akhirnya” fina yang tiba-tiba saja dihadapanku, serasa tadi
aku habis tidur
“kenapa gue fin?”
“tadi lo kena bola basket terus pingsan deh dan ternyata lo
emang lagi ga enak badan yaudah makin parah pingsannya, makannya lama banget ga
sadar-sadar?”
“tapi gue ngerasa baikan ko”
“ya itusih menurut lo, tapi bener deh muka lo pucettt
banget. Kenapasih sebenernya? Ko ga cerita?”
“sebenernya…… gue pusing hahahaha” aku tidak mungkin
menceritakan hal ini kepada fina
“tuh kan lo ga enak badan”
“mod kenapa?” afa yang tiba-tiba saja datang
“sakit”
“sakit apa?badan lo panas banget, pulang ajadeh”
“sakit nya disini(sambil memegang dadaku seakan
menisyaratkan bahwa aku sakit hati karna afa)”
“kenapa?sesak?”
“tuh kan asma deh” kata fina
“jadi lo punya asma?” kata afa
“hehehe, tapi lagi ga kambuh ko beneran deh” untungnya
mereka berdua tak mengerti maksud ku
“mending sekarang pulang deh, lo harus istirahat” kata afa
“lo anterin fina pulang aja, nanti biar gue pulang sendiri”
“tapi kan lo lagi sakit gue ga bisa ninggalin lo sendiri,
kalo terjadi apa-apa sama lo gimana?gue gamau ya sampe lo kenapa kenapa” afa
sangat perhatian sekali kepada ku tapi hanya saja perhatiannya itu hanya
sebatas teman dekat. Yaa aku dihati afa hanya sebagai teman.
Sesampainya aku dirumah
“lo kenapa sih?” ka dimas yang tiba-tiba saja muncul
“enggaa”
“ga salah lagi kan lo pasti ada masalah”
“tuh kannn ka lo buat gue jadi pengen nangis rasanya”
tiba-tiba saja ka dimas merangkul ku dan membiarkan kepalaku bersandaran
dipundaknya
“nangis aja mod kalo itu yang ngebuat lo terasa nyaman”
“kaaaaa” air mataku terasa semakin deras yang mengalir ini
benar-benar membuatku sesak
“kenapa?cerita aja mod kaka udah disini juga ko”
“ka aku suka afa tapi afa suka fina ka, baru pertama kalli
jatuh cinta aja aku udah ngerasa sesak gini ka”
“fina tau kalo kamu suka sama afa”
Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku, mengisyaratkan bahwa
fina tidak tau.
“ya kalo gini lo juga ga bisa nyalahin fina mod atau siapun”
“emang siapa yang mau nyalahin orang woo” aku meledek ka
dimas dengan air mataku yang masih nenetes
“oh mau ngelawak hahaha apus tuh air mata” kata dimas sambil
memegang pipiku dan manghapus air mataku
“kaa…. Makasih ya”
Lalu ka dimas keluar dari kamarku dengan menjawab sambil tersenyum.
Aku merasa sedikit lega karna perasaan ku sudah ku ungkapkan semua
Malam ini aku ingin tidur lebih cepat, seakan aku bisa
melupakan semua kejadian ini lebih cepat. Bahkan aku berharap ini hanya mimpi.
*toktoktok* suara ketukan itu terdengar dari jendela kamar
ku, entah siapa malam-malam seperti ini mengangguku
“mody… mody.. kamu belum tidur kan?” yaa aku sangat mengenal
suara itu
“mody… ini gue afa” benar ternyata itu suara afa
“mau ngapain sih lo kesini malem-malem lewat jendela lagi”
“sstttt udah jangan berisik. Ini buat lo cepet baikan ya
mod”
Afa memberikan ku sebuah hadiah boneka, apa lagi ini?semua
terasa sesak semakin sakit, dan seandainya saja kamu tau fa tentang perasaanku.
Malam ini aku tidur sangat pulas, badanku terasa nyaman
tiduran dikasurku ini. Bahkan aku berharap tidak ada yang membangunkan ku esok
hari.
PAGI
“woyyyyyy bangun…… bangun……” kadimas yang membangunkanku
sambil berloncat loncat diatas kasarku
“aduhhh pusing ah! Jangan loncar-loncat napa “
“ini jam berapa?”
“mana gue tau kan gue baru bangun”
“jam 7kurang cantikkkkk!!!!!!!!!”
“haa?kaa”
“apaaaaa”
“ka, ijinin gue ya bilangin hari ini gue ga masuk plissss,
pusing nih”
“alaahhhh pusing doang”
“gue ga enak badan ka, pegang aja gue demam ka” langsung
saja aku tarik tangan ka dimas dan ku tempelkan dekat keningku
“mod…. Bener lo sakit?badan lo panas bgt inisih”
“yakan…… gue mana pernah boong sih”
“yaudah nnti gue ijinin deh ketemen lo, gue kasih tau mama
dulu ya”
Lalu ka dimas keluar dari kamarku dan segera memberi tau mama
tentang keadaanku
“mah mody sakit, badannya panas banget jadi hari ini ga
sekolah dulu”
“haa serius kamu?tumben banget dia sakit ga bilang-bilang
mama” mama terlihat panic daan segera menghubungi dokter untuk memeriksa mody
Tak lama kemudian baru saja ka dimas memberi tau mama
tentang mody yang sedang demam tiba-tiba mody berteriak hingga membuat semuanya
panik
“mamaaaaaaa ayaaaaahhhhh kakaaaaa” suara triakan mody yang
menandakan bahwa mody sedang tersiksa dengan penyakitnya
“modyyyyyyyyyyyy” ayah yang panic melihat mody telah
berbaring lemah di lantai kamarnya
“yah sesak banget dada mody yah, obat nya habis yah mody
gakuat” mody hanya bisa menangis dan terus menahan rasa sakitnya itu
“jangan nangis mod kalo kamu nangis tambah sesak nafas kamu”
ka dimas yang mencoba menenangkanku
“dim kamu suruh pak wawan siapkan mobil kita antar mody
kerumah sakit sekarang juga, dan kamu sekolah gausah ikut kita kerumah sakit”
“iya mah bentar yaa” lalu ka dimas berlari mencari pa wawan
untuk memberi tau nya agar segera mengantar adiknya itu ke rumah sakit
Di sebrang jalan ternyata afa tidak sengaja melihat ka dimas
berlari – lari dengan panic menandakan ada sesuatu yang terjadi
++afa ect++
Apa yang terjadi ya? Kenapa ka dimas keliatan panic gitu,
apa ada yang sangat penting?ah sudahlah dari pada aku penasaran lebih baik aku
lihat dulu apa yang terjadi
Lalu ayah keluar dari pintu rumah sambil menggendong mody
masuk ke dalam mobil bersama mama
“iiituuuuuu kan mody! Mody kenapa?” Tanya afa dengan heran
“kamu brangkat sekolah ya sayang mama sama ayah ngurusin
adek kamu dulu” mama yang sedang berbicara kepada ka dimas
Setelah mama dan ayah berangkat afa menghampiri kadimas
dengan sangat panic
“ka dimas!!” afa yang memanggil ka dimas
“kenapa fa? Kobelum berangkat?”
“ini ka aku tadinya mau berangkat tapi liat ka dimas panic
kaya gtu jadi aku penasaran ada apa. Ternyata bener ada apa-apa”
“iya mody sakit fa”
“makin parah ya ka sakitnya?”
“makin parah?? Maksudnya?” Tanya ka dimas heran
“iya ka, jadi dari kemarin itu mody emang udah ga enak
badan, dia juga sempat pingsan dan setelah dia sadar dia bilang dadanya sakit
aku kira hari ini dia udah baikan”
“jadi dia udah ngerasa ga enak dari kemarin?pentesannn”
“pentesan kenapa ka?” Tanya afa kepada kadimas
“eeenngggak, Cuma tumben dia pulang sekolah langsung tidur,
udah yuk kita berangkat”
Dirumah sakit
“gimana anak saya dok?” Tanya mama ke pada dokter yang
memeriksa mody
“anak ibu masih kritis, selain asma nya yang kambuh dia juga
mengalami kelelahan. Jadi ibu dan bapak jangan membuat mody terlalu banyak
berfikir dulu dia harus benar-benar istirahat”
Keadan mody sangat parah sekali dia berada diruang UGD dan
memakai alat bantu pernafasan hingga membuuatnya tak sadarnya diri lama sekali
Disekolah
“faaa” fina yang menyapa afa diparkiran sekolah
“kenapa fin? Eh iya fin hari ini mody ga masuk dulu dia
sakit sampe – sampe dia dibawa ke rumah sakit tadi pagi”
“parah banget ya fa?”
“gue kurang tau pastinya, kayanya asma dia kambuh deh fin”
“yaudah fa nanti pulang sekolah kita jenguk mody ya”
Setelah bel pulang sekolah berdering afa dan fina segera
bergegas pergi kerumah sakit untuk melihat keadan mody. Setelah sampai dirumah
sakit afa syok melihat keadan mody yang lemah sekali dan tidak sadarkan diri
“fin gue ga sanggup liat mody kaya gini”
“sabar fa gue juga, gue gamau dia kenapa-kenapa”
“fin gue sayang dia, sebenernya gue suka sama dia, tapi dia
taunya gue suka sama lo”
“haaa? Ko bisa maksud lo” Tanya fina heran
“waktu itu gue bilang ke dia kalo gue minta bantuan dia buat
deketin gue sama lo soalnya lo itu lucu baik dan asik, padahal maksud gue itu
dia. Tapi gue malu buat bilang langsung ke dia”
“ afaaaaa, lo laki-laki bukan sih? Duhhh afa harusnya bilang
aja ke dia, Cuma lo laki-laki yang bisa deketin mody sampe berangkat pulang sekolah
bareng”
“maksud lo?”
“ya selama ini belum pernah mody mau diajak bereng sama
cowo, yang ada dia ngomel-ngomel, dari situ udah bisa ketebak kali kalau mody
tuh ya juga suka sama lo”
“kalo dia udah sehat nanti gue mau ngungkapin persaan gue
sama dia fin”
“secepatnya ya fa”
Tak terasa sudah seminggu mody dirawat di rumah sakit afa
tak pernah absen menjenguk mody dan itulah yang membuat mody lekas sembuh
“jangan capek-capek yaa, gue khawatir tau” afa yang merayu
mody
“wwuuuuuu gombal bohonng”
“yeee orang serius dibilang bohong”
“iya afa iya” sambil mencubit pipi afa
Ditaman rumah mody dan afa sedang duduk berdua dan melihat
bintang dan bulan bersama, afa suka bulan sedangkan mody sangat suka melihat
bintang
“gimana lo sama fina ada perkembangan?” tiba-tiba saja mody
membuat afa terkejut
“ada… dia udah tau malah”
“oyaaaa???? Terus terus dia terima lo ga?” Tanya nya yang
penuh lirih
“mau gue jujur nih? Tapi syaratnya lo gaboleh marah sama
gue!”
“alhhhhhhh iya iya gue janji”
“fina udah tau kalo yang gue suka itu bukan dia tapi lo,
yang gue bilang lucu dan asik itu elo bukan dia, dan yang gue ungkapin perasaan
nya itu buat lo bukan dia, selama ini gue bilang ke lo kalo gue suka sama fina
itu bohong karan gue malu buat terus terang sama lo”
“faaaaaaaaa”
“serius mod aku sayang sama kamu, kamu mau jadi milik aku?”
“tapi fa………… aaaaaakkkuu” mody tiba-tiba saja meneteskan air
matanya
“modyyy”
“aku juga sebenrnya sayang samu kamu, waktu kamu muji fina
sebenarnya aku orang yang pertama menangis mendengar itu dank a dimas tau”
“jadi?”
“aku sayang kamu!”
“kita jadian?”
“iyaaaaaaaa” dan akhirnya semua impian mody dengan afa sudah
terwujud
selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar